BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lingkungan
kerja adalah tempat dimana proses berlangsungnya seseorang melakukan aktivitas
kerja. Hal ini meliputi keadaan dan kondisinya, pengaturan tempat duduk, bentuk
kursi, berbagai macam alat perlengkapan yang tersedia. Ergonomi adalah suatu
cabang ilmu sistematis untuk memenfaatkan informasi - informasi mengenai
kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja, sehingga
manusia dapat hidup dan bekerja dalam sistem yang baik, efektif, aman dan
nyaman. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukanpada pramusaji dan pembeli di Warteg Muncul jalan Pusponjolo,
terdapat beberapagangguan kesehatan akibat kerja. Hal ini terjadi karena sikap
kerja, posisi duduk, tinggi dataran dan sarana kerja yang tidak ergonomi.
Sehingga dapat menyebabkannyeri pada punggung, keluhan muskuloskeletal,
kelelahan pada otot dan tulang, serta gangguan kesehatan lainnya. Berdasarkan
pengamatan, yang menjadi permasalahan utama adalah kursi dan meja yang dipakai
oleh pramusaji dan pembeli di warteg tidak ideal yaitu kursi tidak terdapat
sandaran punggung, lebar dan ukuran kursi terlalu kecil, sehingga tidak nyaman
lagi, serta ukuran tinggi meja yang tidak sesuai standar kriteria ergonomi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian
Ergonomi
2. Ruang Lingkup
Ergonomi
3. Bidang Studi
Ergonomi
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui Apa yang dimaksud Ergonomi
2. Untuk
mengetahui Ruang lingkup Ergonomi
3. Untuk
mengetahui Bidang studi Ergonomi
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
ERGONOMI
Ergonomi
adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dengan elemen-elemen lain
dalam suatu sistem, serta profesi yang mempraktikkan teori, prinsip, data, dan
metode dalam perancangan untuk mengoptimalkan sistem agar sesuai dengan
kebutuhan, kelemahan, dan keterampilan manusia.
Secara
singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan
kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi.
Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi
tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan
agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.
Ada beberapa
definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk “fitting the job to
the worker”, sementara itu ILO antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan
biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan
kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan
produktivitasnya”
B.
RUANG
LINGKUP ERGONOMI
Teknologi
telah berkembang dengan begitu pesatnya,sehingga produk-produk peralatan sudah
menjadi bagian pokok pada tiap-tiap lapangan kerja yang tidak dapat dipisahkan. dengan kata lain
perkembangan teknologi merupakan salah satu indikasi yang penting dalam
meningkatkan produk dalam berbagai jenis pekerjaan. Hal yang lain yang perlu
diperhatikan adalah dampak negatif bila
pengguna peralatan tersebut tidak waspada dalam penggunaannya.
Dengan
kewaspadaan yang baik,hal-hal negatif yang akan terjadi dapat diantisipasi
terhadap pelbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Pelbagai
risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit
yang berhubungan dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat
menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua
pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan
kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik. Ergonomi yaitu ilmu
yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka.
Sasaran pengamatan ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan
dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi.
Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi
tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dankelembaban bertujuan
agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.
Dalam dunia kerja terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang ketenaga
kerjaan yaitu Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok
tenaga kerja merupakan subyek dan obyek pembangunan. Ergonomik yang bersasaran
akhir efisiensi dan keserasian kerja memiliki arti penting bagi tenaga kerja,
baik sebagai subyek maupun obyek. Akan tetapi sering kali suatu tempat
kerja mengesampingkan aspek ergonomik bagi para pekerjanya, hal ini tentunya
sangat merugikan para pekerja itu sendiri.
Ruang lingkup ergonomik sangat luas
aspeknya, antara lain meliputi :
- Tehnik
- Fisik
- Pengalaman psikis
- Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian
- Anthropometri
- Sosiologi
- Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen up take, pols,dan aktivitas otot.
- Desain, dan sebagainya
Contoh ergonomik dalam aplikasi kerja seperti, dalam penerapan Ergonomik:
1. Posisi Kerja
Terdiri
dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan
berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana
posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada
dua kaki. Bekerjalah dengan posisi tegak ke depan.
Usahakan pekerjaan terlihat
dengan kepala dan badan tegak,kepala agak ke depan.
Usahakan benda yang akan
anda jangkau berada maksimal 15 cm di atas landasan kerja
Jika memungkinkan
menyediakan meja yang dapat diatur turun dan naik
Para
pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran
anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur. Kurangi
gerakan yang tidak perlu, gunakan sepatu yang senyaman mungkin.
Hindari postur tubuh yang
tidak berubah/statis, sesekali regangkan otot-otot anda
Jika pekerjaan anda menuntut
adanya koordinasi tangan atau mata (contoh: mengetik dengan komputer) maka
posisi pekerjaan perlu di dekat daerah mata, sedikit di bawah ketinggian bahu,
untuk menstabilkan tangan diberi bantalan siku/pergelangan yang nyaman dengan
tujuan mengurangi beban otot bahu
Didalam proses kerja terdapat
tatacara pengaturan Organisasi kerja
Pekerjaan harus di atur dengan berbagai cara :
Alat bantu
mekanik diperlukan kapanpun
Frekuensi pergerakan diminimalisasi
Jarak mengangkat beban dikurangi
Jarak mengangkat beban dikurangi
Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak
licin dan mengangkat tidak terlalu tinggi.
Prinsip
ergonomi yang relevan bisa diterapkan
gbr 2. posisi kerja & jangkauan
kerja
3. Tata letak tempat kerja
Display
harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol
yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
Ø
letakkan barang-barang
tersebut dalam posisi yang minimal atau terdekat dan mudah dijangkau dan mudah
terlihat
Ø
Landasan kerja
harus memungkinkan lengan menggantung pada posisi rileks dari bahu, dengan
lengan bawah mendekati posisi horizontal atau sedikit menurun. (Duduk dengan
posisi bersandar).
4. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu,
angan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera
tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sbb:
Gbr.3 Beban yang dapat diangkat
|
Kemampuan beban yang dapat diangkat
- Laki-laki dewasa 40 kg
- Wanita dewasa 15-20 kg
- Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
- Wanita (16-18 th) 12-15 kg
|
Metode mengangkat beban
Semua
pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetik dari pedoman
penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :
- Otot lengan lebih banyak digunakan
dari pada otot punggung
- Untuk memulai gerakan horizontal
maka digunakan momentum berat badan.
Metoda ini termasuk 5 faktor
dasar :
o Posisi kaki yang benar
o Punggung kuat dan kekar
o Posisi lengan dekat dengan tubuh
o Mengangkat dengan benar
o Menggunakan berat badan
Perlunya pelatihan bidang ergonomi,
dengan adanya tuntunan dalam pelatihan yang terus menerus, akan menjadi
pembiasaan dalam waktu bekerja. Sudah barang tentu pelatihan yang harus diikuti
oleh semua pengguna fasilitas baik di bengkel maupun di laboratorium menjadi
bagian pembelajaran yang tidak terpisahkan dengan kesehatan dan keselamatan
kerja, kesemuanya ditujukan pada aspek proses kerja dan lingkungan kerja
Kelelahan/Fatique
Setelah
pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi kelelahan, dalam hal ini
kita harus waspada dan harus kita bedakan jenis kelelahannya, beberapa ahli
membedakan/membaginya sebagai berikut :
1. Kelelahan
fisik
Kelelahan fisik akibat kerja yang
berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan diperbaiki performansnya
seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah
istirahat dan tidur yang cukup.
a. Kelelahan
yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual), Mata merupakan indera yang
mempunyai peranan penting dalam penyelesaian pekerjaan.
b. Kebisingan.Pengaruh
kebisingan secara keseluruhan adalah
Kerusakan pada indera pendengaran.
Gangguan komunikasi dan timbulnya salah pengertian.
2.
Kelelahan yang patologis
Kelelahan ini tergabung dengan
penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan berat gejalanya.
3. Psikologis
dan emotional fatique
Kelelahan
ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis “mekanisme melarikan
diri dari kenyataan” pada penderita psikosomatik. Semangat yang baik dan motivasi
kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.
4. Upaya kesehatan kerja dalam
mengatasi kelelahan, meskipun seseorang mempunyai batas ketahanan, akan tetapi
beberapa hal dibawah ini akan mengurangi kelelahan yang tidak seharusnya
terjadi :
o Lingkungan
harus bersih dari zat-zat kimia. Pencahayaan dan ventilasi harus memadai dan
tidak ada gangguan bising
o Jam kerja sehari diberikan waktu istirahat
sejenak dan istirahat yang cukup saat makan siang.
o
Kesehatan
pekerja harus tetap dimonitor.
o
Tempo kegiatan
tidak harus terus menerus
o Waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja
harus sesingkat mungkin, kalau memungkinkan.
o Secara aktif
mengidentifikasi sejumlah pekerja dalam peningkatan semangat kerja.
o Fasilitas
rekreasi dan istirahat harus disediakan di tempat kerja.
o Waktu untuk
liburan harus diberikan pada semua pekerja
o Kelompok pekerja yang rentan harus lebih
diawasi misalnya;
Ø Pekerja
remaja
Ø Wanita hamil
dan menyusui
Ø Pekerja yang
telah berumur
Ø Pekerja
shift
Ø Migrant.
Ø Para pekerja
yang mempunyai kebiasaan pada alkohol dan zat stimulan atau zat addiktif
lainnya perlu diawasi.
Pemeriksaan
kelelahan :
Tes
kelelahan tidak sederhana, biasanya tes yang dilakukan seperti tes pada kelopak
mata dan kecepatan reflek jari dan mata serta kecepatan mendeteksi sinyal, atau
pemeriksaan pada serabut otot secara elektrik dan sebagainya.
Persoalan yang terpenting adalah
kelelahan yang terjadi apakah ada hubungannya dengan masalah ergonomi, karena
mungkin saja masalah ergonomi akan mempercepat terjadinya kelelahan.
C.
Contoh Kasus
Ergonomi
Terdapat beberapa kasus dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Kasus-kasus
tersebut antara lain:
1. Dalam
pengukuran performansi atlet. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat
kerja. Contohnya: jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat
bekerja, yang dilakukan dengan berdiri atu duduk.
2. Pengukuran
variabilitas kerja. Contohnya: analisis kinematika dan kemampuan jari-jari
tangan dari seseorang juru ketik atau operator komputer.
3. Antropometri
dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja
Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia.
Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia.
4. Kasus bekerja sambil duduk: Seorang pekerja
yang setiap hari menggunakan komputer dalam bekerja dengan posisi yang tidak
nyaman, maka sering kali ia merasakan keluhan bahwa tubuhnya sering mengalami
rasa sakit/nyeri, terutama pada bagian bahu, pergelangan tangan, dan pinggang.
5. Kasus manual material handling:
Kuli panggul di pasar sering sekali mengalami penyakit herniadan
juga low back pain akibat mengangkut beban di luar recommended
weighting limit (RWL).
6. Kasus information
ergonomic atau kognitive ergonomic: Operator reaktor
sulit untuk membedakan beraneka macam informasi yang disampaikan oleh display terutama
pada saat situasi darurat/emergency. Hal ini disebabkan karena informasi
tersebut sulit dimengerti oleh operator tersebut. Kejadian yang serupa sering
juga dialami oleh pilot, dimana harus menghadapi banyak display pada
waktu yang bersamaan
Penerapan Ergonomi di tempat kerja
bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman,
selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu
kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah
dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab
terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan
pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas
sektor terkait dalam pembinaannya. Ergonomi secara tehnis merupakan
bagian dari hygiene kesehatan dan keselamatan kerja, namun sampai saat ini
pengembangannya baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat
untuk menerima ergonomi dan penerapannya. Untuk mendapat manfaat dari ergonomi
perlu dibuat suatu program untuk menggerakkan baik masyarakat industry maupun
tradisional agar ergonomic diterapkan secara luas
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja
selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk
dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang
baik dari semua pihak.
B. SARAN
Perlu adanya pembinaan dan instruksi yang benar, serta adanya pelatihan pelatihan
tentang pengenalan peralatan dan tempat kerja secara rutin, sehingga menjadikan
suatu kebiasaan pekerjaan positif yang
mendarah daging (habit), Persoalan yang terpenting adalah terjadinya kelelahan
yang terjadi, dimana bisa saja terjadi bahwa permasalahan ergonomi dapat
mengakibatkan mempercepat terjadinya proses kelelahan ditempat kerja
DAFTAR
PUSTAKA
Pppptkboe.2014.Ergonomi
Dalam Lingkungan Kerja. http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/mesin-cnc/1129-sonnym
(040418:09.00 wita)
DK.2014.ERGONOMI.http://decanisme.blogspot.co.id/2014/12/makalah-ergonomi.html
(030418:23.00 WITA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar